Apa yang Terjadi Kalau Bumi Berhenti Berputar? Ini Penjelasan Fisikanya

Daftar Isi

Apa yang Terjadi Kalau Bumi Berhenti Berputar? Ini Penjelasan Fisikanya

Pernahkah kamu membayangkan bagaimana jadinya jika suatu hari bumi tiba-tiba berhenti berputar?

Mungkin terdengar seperti plot film fiksi ilmiah. Tapi mari kita lihat kemungkinan ini dari kacamata ilmu fisika.

Apa sebenarnya yang akan terjadi jika bumi, yang selama ini berputar tanpa henti, mendadak terhenti?

Saat ini, bumi berputar dengan kecepatan sekitar 1.670 kilometer per jam di garis khatulistiwa.

Kecepatan ini membuat kita mengalami siklus siang dan malam. Namun karena kita ikut berputar bersama bumi, kita tidak merasakannya secara langsung.

Justru rotasi inilah yang membuat sistem di bumi terasa stabil. Lantas, apa yang akan terjadi jika rotasi ini mendadak berhenti?

Ini yang Akan Dirasakan

Akibat Bumi Berhenti Berputar

Dampak paling langsung dari berhentinya rotasi adalah kekacauan besar akibat hukum inersia.

Menurut Hukum Newton I, benda yang sedang bergerak akan tetap bergerak kecuali ada gaya luar yang menghentikannya.

Artinya, seluruh benda di permukaan bumi - termasuk manusia, gedung-gedung, kendaraan, bahkan lautan - akan terus melaju ke arah rotasi sebelumnya.

Bayangkan gelombang laut raksasa menyapu daratan, angin kencang berhembus seperti badai maha dahsyat, dan seluruh bangunan roboh seketika. Bumi akan mengalami bencana dalam skala planet.

Bukan hanya daratan dan udara yang terdampak. Jika rotasi berhenti mendadak, atmosfer akan terus "berlari" karena inersia, menyebabkan angin dengan kecepatan ribuan kilometer per jam.

Selain itu, gesekan antara lapisan bumi bisa memicu gempa bumi masif dan aktivitas vulkanik ekstrem.

Lautan akan menciptakan tsunami global, menyapu garis pantai di seluruh dunia.

Namun, bagaimana jika bumi tidak berhenti secara tiba-tiba, melainkan melambat secara bertahap?

Ternyata, ini pun tidak kalah berbahaya. Jika satu rotasi bumi berlangsung selama satu tahun (artinya satu hari terdiri dari enam bulan siang dan enam bulan malam), maka dampaknya terhadap iklim akan sangat parah.

Sisi bumi yang menghadap matahari akan mengalami pemanasan ekstrem, dengan suhu yang bisa melampaui 70°C.

Sebaliknya, sisi yang tidak terkena sinar matahari akan membeku hingga di bawah titik beku, bahkan mendekati suhu Antartika sepanjang tahun.

Sistem sirkulasi angin dan arus laut akan runtuh. Iklim akan menjadi kacau, dan ekosistem alami tidak akan mampu beradaptasi.

Hewan dan tumbuhan di banyak wilayah akan punah. Pertanian akan gagal total. Kehidupan seperti yang kita kenal saat ini tidak akan mungkin bertahan.

Bahkan bentuk bumi akan ikut berubah. Saat ini, rotasi membuat bumi agak pepat di kutub dan menggembung di khatulistiwa.

Tanpa rotasi, gaya sentrifugal akan hilang, dan bumi akan menjadi lebih bulat sempurna.

Air laut yang selama ini terkumpul di daerah khatulistiwa akan tertarik ke kutub, menyebabkan wilayah khatulistiwa mengering dan kutub mengalami banjir besar.

Hampir Mustahil Sih...

Untungnya, menurut ilmu fisika, kemungkinan bumi tiba-tiba berhenti berputar hampir mustahil terjadi.

Secara alami, rotasi bumi memang melambat, tapi sangat lambat - hanya sekitar dua milidetik per abad.

Bahkan jika ada benda luar angkasa yang menabrak bumi, kemungkinan besar dampaknya akan menghancurkan bumi, bukan hanya menghentikan rotasinya.

Dari skenario hipotetis ini, kita bisa belajar betapa luar biasanya sistem alam semesta yang bekerja begitu stabil dan presisi.

Hukum-hukum fisika yang tampaknya abstrak justru menjadi fondasi dari segala keteraturan yang kita alami setiap hari.

Nur Afdan S.Si
Nur Afdan S.Si Nur Afdan, S.Si, Sarjana Fisika Universitas Negeri Makassar. Menyukai segala hal yang berkaitan dengan fisika. Kontak: Email: afdanfisika@gmail.com

Posting Komentar