3+ Perpindahan Kalor: Konduksi, Konveksi, Radiasi
Daftar Isi
Ada tiga cara perpindahan kalor (panas), yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Semuanya akan dijelaskan dalam materi.
Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi
fisika
kita kali ini akan membahas tentang kalor dan cara perpindahannya.
Di sekolah, materi ini dipelajari oleh siswa SD dan SMP kelas 7 SMP dalam mata
pelajaran IPA Terpadu dan siswa kelas 11 SMA di pelajaran fisika.
Sebagaimana yang dipahami, kalor atau panas adalah salah satu bentuk energi.
Ia bisa berpindah dari satu titik ke titik lainnya.
Setiap hari kita pasti berhubungan dengan energi yang satu ini. Misalnya, di
siang hari yang terik, tubuh akan merasakan panas.
Darimanakah panas tersebut berasal? Ada banyak sumber, salah satunya adalah
dari matahari yang sinarnya menyinari bumi. Jadi, selain cahaya, matahari juga
memindahkan panasnya ke bumi.
Fenomena di atas hanyalah satu contoh kecil yang menunjukkan bahwa panas bisa
berpindah.
Masih banyak contoh-contoh perpindahan panas lainnya dalam kehidupan
sehari-hari yang akan dipaparkan dalam materi ini.
Baiklah, kita mulai saja pembahasannya...
Daftar Isi
Kalor (Panas)
Apa yang dimaksud dengan kalor? Dalam ilmu fisika, kalor (panas) adalah suatu
bentuk energi yang secara alamiah dapat berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah.
Definisi di atas sekaligus mensyaratkan proses alami terjadinya perpidahan
kalor, di mana harus terdapat perbedaan
suhu
di dua titik.
Jadi, ketika titik pertama memiliki suhu yang lebih tinggi daripada titik
kedua, maka kalor akan berpindah dari titik pertama ke titik kedua.
Kalor akan terus berpindah sampai pada akhirnya berhenti ketika dua titik
tersebut telah mengalami kesetimbangan suhu atau berada pada suhu yang
sama.
Teori Kalor (Panas)
Proses di atas pernah membuat ilmuwan keliru dalam memandang kalor. Awalnya,
pada kurun waktu abad ke-19, kalor dipandang sebagai semacam zat alir.
Pandangan ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan
Prancis bernama Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).
Menurut Lavoiser, apabila benda bersuhu lebih tinggi disentuhkan ke benda
bersuhu lebih rendah, maka pada saat itu zat alir mengalir.
Sekilas, teori ini sepertinya benar sesuai dengan yang tampak pada ilustrasi
gambar-gambar di atas, di mana kalor berpindah dari benda merah (suhu tinggi)
ke benda biru (suhu rendah).
Namun, teori ini memiliki kelemahan, yaitu jika kalor merupakan zat alir, maka
zat tersebut haruslah mempunyai massa. Akan tetapi kenyataannya, kalor tidak
memiliki massa dan tidak dapat ditimbang.
Selain itu, teori ini juga gagal menjelaskan fenomena
gesekan
yang dapat menimbulkan panas.
Seperti yang pernah dipertanyakan oleh Rumford (1753-1814) ketika ia
melakukan pengeboran laras-laras meriam di pabrik senjata.
Ia sangat heran atas timbulnya kalor atau panas pada proses pengeboran
tersebut. Padahal, tidak ada pemanasan yang disengaja selama pengeboran
berlangsung.
Fakta ini tidak dapat dijelaskan secara memuaskan oleh teori kalor sebagai zat
alir.
Kemudian, Rumford menyadari bahwa dalam proses pengeboran tersebut,
satunya-satunya sumber kalor adalah karena gesekan antara mata bor dengan
logam yang dibor.
Hal ini terbukti, ketika mata bor tidak bekerja atau tidak terjadi gesekan
antara bor dengan logam, maka tidak ada kalor yang dihasilkan.
Berdasarkan percobaan Rumford serta didukung oleh penemuan-penemuan lain,
akhirnya disimpulkan bahwa kalor adalah suatu bentuk energi atau hasil
perubahan energi.
Dalam proses pengeboran tersebut terjadi perubahan energi dari energi gerak
(gesekan) ke energi kalor.
Perpindahan Kalor (Panas)
Ada 3 cara proses perpindahan kalor (panas), yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Yuk, mari kita uraiakan satu per satu:
1. Konduksi (Hantaran)
Apa yang dimaksud dengan konduksi?
Konduksi
adalah perpindahan kalor atau panas melalui zat perantara (benda) tanpa
disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantara
tersebut.
Konduksi disebut juga perpindahan kalor secara hantaran, yang terjadi akibat
tumbukan partikel atau molekul zat perantara saat dipanaskan.
Pemanasan tersebut akan membuat partikel/molekul benda bergetar di tempatnya
dengan lebih kuat sehingga mampu menggetarkan partikel di dekatnya sambil
mentransfer energi. Demikian terjadi seterusnya.
Konduksi umumnya terjadi pada zat padat yang bertindak sebagai perantara.
Dalam proses konduksi, zat perantara itu disebut
konduktor, yaitu zat atau benda yang mudah menghantarkan panas, contohnya logam.
Perpindahan kalor secara konduksi dipengaruhi oleh:
- Jenis zat perantara.
- Panjang zat perantara.
- Luas penampang zat perantara.
- Perbedaan suhu di kedua tempat pada ujung-ujung zat perantara.
Rumus perpindahan kalor secara konduksi adalah:
H = ΔQ/t atau H = k . A ΔT/l
ΔT = T2 - T1
Keterangan:
- H = kalor yang dihantarkan setiap detik (J/s)
- k = koefisien konduksi termal zat perantara (J/smoC)
- A = luas penampang zat perantara (m2)
- ΔT = perbedaan suhu di kedua ujung zat perantara (oC)
- l = panjang zat perantara (m)
Contoh perpindahan kalor secara konduksi, antara lain:
- Pegangan spatula menjadi panas saat melakukan penggorengan.
- Sendok yang dicelupkan ke dalam gelas berisi teh panas, maka ujung yang tidak tercelup akan terasa hangat atau panas.
- Apabila salah satu ujung besi dipanaskan, kemudian ujung yang lain dipegang, maka semakin lama ujung yang dipegang semakin panas.
- Solder panas ke timah
- Setrika baju.
2. Konveksi (Aliran)
Apa yang dimaksud dengan konveksi? Jadi,
konveksi
adalah proses perpindahan kalor (panas) melalui zat perantara yang disertai
dengan perpindahan zat perantara.
Konveksi umumnya terjadi pada zat yang mengalir (fluida), seperti zat cair dan
zat gas, disebabkan oleh terjadinya perbedaan
massa jenis
zat selama proses penerimaan kalor.
Bagian fluida yang menerima kalor, massa jenisnya akan mengecil karena terjadi
pemuaian
akibat peningkatan suhu selama proses pemanasan sehingga bergerak ke
atas.
Tempatnya akan digantikan oleh fluida yang bergerak ke bawah karena massa
jenisnya lebih besar dan suhunya lebih rendah.
Demikian seterusnya, fluida berpindah sambil membawa kalor dan terus berputar
naik dan turun.
Perpindahan kalor secara konveksi dipengaruhi oleh koefisien konveksi termal,
luas pemukaan, dan perbedaan suhu antara tempat yang mengalami aliran kalor.
Rumus perpindahan kalor secara konveksi adalah:
H = h . A . ΔT
Keterangan:
- H = Kalor yang mengalir setiap detik (J/s)
- h = koefisien konveksi termal (J/sm2oC)
- A = luas permukaan fluida (m2)
- ΔT = perubahan suhu (oC)
Contoh perpindahan kalor secara konveksi, antara lain:
- Terjadinya angin darat dan angin laut.
- Pemanasan air menggunakan panci di atas kompor.
- Kipas angin yang menghembuskan udara dingin ke udara panas.
- Alat pengering rambut.
- Radiator mobil.
3. Radiasi (Pancaran)
Apa yang dimaksud dengan radiasi? Jadi, radiasi adalah radiasi adalah
perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara.
Berbeda dengan konduksi dan konveksi yang bekerja berdasarkan getaran partikel
dan perbedaan massa jenis, pada radiasi kalor langsung terpancar secara apa
adanya dari sumber ke tujuan.
Sebagai contoh, perpindahan kalor dari matahari ke bumi. Telah diketahui bahwa
ruangan di antara matahari dan bumi adalah hampa udara.
Namun, panas matahari tetap akan sampai ke bumi karena adanya perpindahan
kalor secara radiasi.
Perpindahan kalor secara radiasi dipengaruhi oleh emisivitas (kemampuan benda
melepaskan kalor), luas penampang benda, dan suhu benda.
Rumus perpindahan kalor secara radiasi adalah:
W = e . σ. A . T4
Keterangan:
- W = kalor yang dipancarkan setiap detik (J/s)
- e = emisivitas benda (0 < e < 1)
- σ = Konstanta Stefan-Bolzman (5,67 x 10-8 watt/m2K4)
- A = luas permukaan (m2)
- T = suhu permukaan benda (K)
Nilai e = 1 dimiliki oleh benda hitam sempurna, sedangkan nilai e = 0 dimiliki
oleh benda putih sempurna.
Contoh perpindahan kalor secara radiasi, antara lain:
- Pancaran panas matahari ke bumi.
- Tubuh terasa panas di dekat api unggun.
- Pembuatan pengapian di rumah.
Contoh Soal
Berikut ini adalah beberapa contoh soal tentang perpindahan kalor:
Contoh Soal 1
Sebuah aluminium dengan luas penampang 1 cm2 dan panjangnya 1 m.
Ujung-ujung batang aluminium bersuhu 0 oC dan 30 oC.
Hitunglah banyak kalor yang merambat setiap detiknya. (k = 500
J/smoC)
Jawaban:
Diketahui:
- A = 1 cm2 = 10-4 m2
- l = 1 m
- ΔT = 30 oC - 0 oC = 30 oC
- k = 500 J/smoC
Ditanyakan:
- H......?
Penyelesaian:
H = k . A ΔT/l
= 500 . 10-4 . 30/1
= 1,5 J/s
Jadi, kalor yang merambat setiap detiknya pada aluminium adalah 1,5
J/s.
Contoh Soal 2
Seseorang memiliki suhu badan 32 oC berada pada kamar yang suhunya
26 oC. Jika luas permukaan badannya kira-kira 1,5 m2 dan
koefisien konveksi termalnya 7,1 J/sm2oC. Hitung kalor yang dilepaskan badan melalui konveksi.
Jawaban:
Diketahui:
- h = 7,1 J/sm2oC
- A = 1,5 m2
- T1 = 32 oC = 305 K
- T2 = 26 oC = 299 K
- ΔT = 305 - 299 = 6 K
Ditanyakan:
- H....?
Penyelesaian:
H = h . A . ΔT
= 7,1 . 1,5 . 6
= 63,9 J/s
Jadi, kalor yang dilepaskan badan melalui konveksi adalah 63,9
J/s.
Contoh Soal 3
Kawat filamen lampu pijar memiliki luas penampang 30 mm2 dan suhu
437 oC. Jika kawat filamen dianggap benda hitam sempurna, hitung
radiasi kalor oleh kawat tersebut.
Jawaban:
Diketahui:
- A = 30 mm2 = 30 x 10-6 m2
- T = 437 oC = 437 + 273 K = 710 K
- e = 1
- σ = 5,67 x 10-8 watt/m2K4
Ditanyakan:
- W....?
Penyelesaian:
W = e . σ . A . T4
= 1 . 5,67 x 10-8 . 30 x 10-8 .
7104
= 0,41 watt atau 0,41 J/s
Jadi, radiasi kalor oleh kawat tersebut adalah 0,41 watt atau 0,41
J/s.
Kesimpulan
Jadi, ada tiga (3) cara perpindahan kalor, antara lain:
- Konduksi, yaitu perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan zat perantara.
- Konveksi, yaitu perpindahan kalor melalui zat perantara yang disertai perpindahan zat perantara.
- Radiasi, yaitu perpindahan kalor tanpa zat perantara.
Gimana adik-adik, udah paham kan materi
perpindahan kalor
di atas? Jangan lupa lagi yah.
Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya.
Terima kasih, semoga bermanfaat.
Referensi:
- Pauliza, Oza. 2008. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK Kelas XI. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Posting Komentar