Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik menggunakan panel surya.
Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi fisika kita kali ini akan membahas tentang salah satu cara menghasilkan listrik, yaitu pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS.
Kita semua pasti sepakat bahwa listrik adalah jenis energi utama yang paling dibutuhkan oleh semua orang. Sebagian besar peralatan dalam kehidupan sehari-hari memerlukan listrik agar bisa beroperasi.
Tanpa listrik, aktivitas akan akan terganggu dan malam berubah jadi gelap gulita. Contohnya saja, laptop atau handphone yang kalian pakai untuk membaca materi ini pasti menggunakan listrik.
Supaya bisa dinikmati, maka listrik harus dihasilkan terlebih dahulu. Berkat kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), manusia telah menemukan beragam cara untuk menghasilkan listrik.
Salah satu di antaranya adalah menghasilkan listrik dari tenaga surya atau matahari, disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Apakah pembangkit listrik tenaga surya itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baiklah, mari kita mulai pembahasannya...
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau disingkat PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi yang dibawa oleh cahaya matahari menjadi energi listrik.
Proses pengubahan itu dilakukan dengan menggunakan panel surya, yaitu alat yang terdiri dari deretan sel-sel surya (solar cell) yang dirangkai menjadi satu membentuk panel. Berikut ini gambar alatnya:
Jadi, sel surya adalah komponen utama dari sebuah panel surya. Sel surya terbuat dari dari bahan semikonduktor, seperti silikon. Ketika dikenai cahaya, elektron silikon akan terlepas dan membentuk aliran elektron atau listrik.
Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Langkah awal dalam menghasilkan listrik dari tenaga surya (matahari) adalah memasang panel-panel surya ditempat yang disinari langsung oleh cahaya matahari.
Panel surya harus menghadap langsung dengan matahari atau tegak lurus dengan arah datangnya cahaya agar listrik bisa dihasilkan dengan maksimal.
Semakin banyak panel surya yang terpasang, maka semakin banyak pula energi listrik yang bisa dihasilkan.
Ukuran suatu panel surya dinyatakan dalam satuan Watt Peak (WP), yaitu kemampuan suatu panel surya menghasilkan listrik selama waktu tertentu.
Misalnya, panel surya dengan ukuran 100 WP dapat menghasilkan listrik 100 Watt jika disinari cahaya selama 1 jam, dengan anggapan efisiensi panel 100% (hanya perhitungan sederhana, tidak ada panel dengan efisiensi setinggi itu).
Lantas, seperti apa proses yang terjadi pada panel surya sehingga bisa mengubah cahaya menjadi listrik?
Jadi, ketika sel surya terkena matahari, pada lapisan silikon terjadi pemisahan elektron dari atom silikon sehingga dapat menimbulkan arus listrik.
Ketika silikon tipe-N terpapar cahaya matahari, energi cahaya matahari (foton) diserap oleh silikon tipe N dan mengakibatkan banyak elektron silikon tipe-N terlepas.
Elektron bebas tersebut mencari "tempat kosong" yang tersedia di silikon tipe-P. Akan tetapi, medan listrik di daerah sambungan menghalangi elektron dari tipe-N pergi ke tipe-P secara langsung.
Elektron dari tipe-N berpindah ke silikon tipe-P jika disambungkan kawat dari tipe-N ke tipe-P. Akibatnya, elektron dapat mengalir dan menghasilkan arus listrik.
Selama ada cahaya matahari, pembangkit listrik tenaga surya akan terus menghasilkan listrik.
Listrik yang dihasilkan oleh panel surya adalah listrik arus searah atau direct current (DC) karena elektron hanya mengalir searah dari silikon tipe-N (kutub negatif) ke silikon tipe-P (kutub positif).
Kesimpulan
Jadi, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik menggunakan
panel surya.
Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Posting Komentar