Ada tiga (3) cara untuk membuat magnet, yaitu pertama, dengan cara gosokan;
kedua, dengan cara induksi magnet, dan ketiga dengan menggunakan arus
listrik (elektromagnetik).
Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi
fisika kita
kali ini akan membahas tentang kemagnetan, yaitu cara membuat magnet.
Sebagaimana yang dipahami, magnet adalah suatu benda yang dapat menarik benda
lain jika didekatkan padanya. Benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut
benda magnetik, contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt.
Dari segi asalnya, magnet terbagi menjadi dua jenis, yaitu magnet alami dan
magnet buatan.
Magnet alami adalah magnet yang terbentuk dengan sendirinya di alam, sedangkan
magnet buatan adalah magnet yang sengaja dibuat dengan metode-metode tertentu.
Lantas, bagaimana sih cara pembuatan magnet? Nah, hal inilah yang akan kakak
terangkan langkah-langkahnya dalam pembahasan kali ini.
Di dalam materi ini akan dijelaskan cara membuat magnet dengan metode-metode
yang umum digunakan dalam proses pembuatan magnet.
Baiklah, kita mulai saja uraiannya...
Magnet Buatan
Apa yang dimaksud dengan magnet buatan? Dalam ilmu fisika, magnet buatan
adalah magnet yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan.
Hampir seluruh magnet yang ada sekarang ini adalah magnet buatan. Manusia
sengaja membuat magnet agar tidak perlu lagi melakukan proses pencarian atau
penambangan di alam.
Selain itu, magnet buatan bisa secara bebas dibuat dengan berbagai aneka
bentuk, misalnya berbentuk U, ladam, batang, lingkaran, dan jarum.
Bahan Pembuatan Magnet
Magnet buatan dibuat dari bahan-bahan yang bersifat feromagnetik, yaitu
bahan yang dapat ditarik dan dibuat magnet.
Bahan feromagnetik terbagi menjadi dua jenis, yaitu feromagnetik keras dan feromagnetik lunak, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri.
Feromagnetik keras adalah bahan yang sangat sulit dijadikan magnet, tetapi
setelah menjadi magnet mampu menyimpan sifat magnetiknya dalam jangka waktu
yang lama. Contoh feromagnetik keras adalah baja dan alcomax (logam paduan
besi).
Sedangkan, feromagnetik lunak adalah bahan yang lebih mudah dijadikan
magnet, tetapi sifat kemagnetannya mudah hilang. Contoh ferromagnetik lunak
adalah besi dan nikel.
Jenis-Jenis Magnet Buatan
Magnet buatan dibedakan menjadi dua macam, yaitu magnet permanen (tetap)
dan magnet remanen (sementara atau tidak tetap).
Magnet permanen adalah magnet yang memiliki sifat kemagnetan dengan jangka
waktu yang lama dan sulit untuk dihilangkan sifat kemagnetannya.
Sementara itu, magnet remanen (sementara atau tidak tetap) adalah magnet
yang sifat kemagnetannya mudah hilang alias tidak tetap atau sementara.
Pada umumnya, magnet permanen terbuat dari bahan feromagnetik keras,
misalnya baja, sedangkan magnet sementara magnet atau tidak tetap terbuat
dari bahan feromagnetik lunak, misalnya besi.
Cara Membuat Magnet
Sekarang, kita masuk pada inti pembahasan kita kali ini, yaitu cara
membuat magnet. Ada tiga (3) cara pembuatan magnet, yaitu penggosokan,
induksi magnet, dan elektromagnetik menggunakan arus listrik.
1. Penggosokan
Penggosokan adalah proses pembuatan magnet dengan cara menggosokkan
magnet kuat pada bahan ferromagnetik, misalnya baja dan besi.
Mengapa kita bisa membuat magnet dengan cara penggosokan? Sebenarnya,
bahan-bahan ferromagnetik tersusun dari magnet-magnet elementer yang
berukuran sangat kecil sehingga memiliki potensi untuk diubah menjadi
magnet.
Penyebab bahan itu belum menunjukkan sifat kemagnetannya adalah karena
letak susunan magnet elementernya acak atau tidak teratur.
Penggosokan bertujuan untuk memaksa magnet-magnet elementer yang
semula tersusun acak atau tidak teratur itu agar menjadi teratur dan
searah.
Ketika susunan magnet elementernya telah teratur dan searah, maka
bahan yang telah digosok tadi akan berubah menjadi magnet dan bisa
menarik benda magnetik lain di sekitarnya.
1.1. Langkah Membuat Magnet dengan Cara Penggosokan
Metode ini memiliki aturan tersendiri dalam hal cara penggosokan
yang harus dipatuhi agar proses pembuatan magnet berhasil.
Kuncinya adalah penggosokannya dilakukan 1 arah. Jadi, tetapkan
pilihan apakah digosok ke depan atau ke belakang. Berikut ini
langkah-langkahnya:
-
Siapkan magnet permanen dan bahan ferromagnetik (misalnya, baja)
yang akan digosok.
-
Letakkan bahan ferromagnetik itu pada suatu bidang datar,
contohnya meja.
-
Ambil magnet kuat, kemudian sentuhkan salah satu kutubnya ke salah
satu ujung bahan ferromagnetik sebagai titik permulaan.
-
Tekan seperlunya, kemudian mulai gosokkan sampai ke ujung
lainnya.
-
Setelah sampai di ujung, angkat magnet kuat dan kembali ke titik
awal, kemudian gosokkan kembali seperti langkah (4).
-
Lakukan langkah (4) dan (5) secara berulang-ulang sampai bahan
ferromagnetik berubah menjadi magnet.
Magnet yang dihasilkan dengan cara penggosokan sifat kemagnetannya
dapat bertahan lama jika menggunakan baja, sehingga bisa disebut
sebagai magnet tetap.
Jika menggunakan besi, maka sifat kemagnetannya mudah hilang atau
tidak bertahan lama.
2. Induksi Magnet
Induksi magnet adalah proses pembuatan magnet dengan cara
mendekatkan bahan ferromagnetik (misalnya besi) ke salah satu kutub
magnet permanen.
Cara ini akan membuat besi berubah menjadi magnet dan dapat menarik
bahan-bahan magnetik lain yang berada di dekatnya, seperti jarum
atau paku.
2.1. Langkah Membuat Magnet dengan Cara Induksi
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat magnet dengan cara
induksi:
-
Siap batang magnet permanen dan bahan ferromagnetik (misalnya
besi) yang akan dibuat menjad magnet.
-
Posisikan magnet kuat dan besi secara vertikal menggunakan
statif, dengan susunan magnet kuat di atas dan besi di bawah.
-
Dekatkan atau atur jarak antara magnet kuat dan besi dengan cara
menggeser posisi penjepit statif naik atau atau turun.
-
Besi telah berubah menjadi magnet, buktikan dengan menaruh jarum
atau paku di bawah besi.
Pada saat magnet permanen diangkat atau dipindahkan, sifat
kemagnetan besi akan hilang.
Magnet yang dihasilkan dengan cara induksi sifat kemagnetannya
mudah hilang jika bahan yang digunakan adalah besi. Jika
menggunakan baja, sifat kemagnetannya dapat bertahan lama.
3. Elektromagnetik
Elektromagnetik adalah proses pembuatan magnet dengan menggunakan
arus listrik untuk mengaliri kawat kumparan yang terlebih dahulu
dililitkan pada bahan ferromagnetik.
Pembuatan magnet dengan cara ini dianggap lebih baik dibandingkan
dengan cara penggosokan dan induksi karena dapat diperoleh magnet
yang lebih kuat, hanya dengan memperbesar arus listrik dan jumlah
lilitan yang digunakan.
Kelebihan lainnya adalah posisi kutub magnetnya dapat
dipertukarkan dengan cara mengubah arah aliran arus listrik.
3.1. Langkah Membuat Magnet dengan Cara Elektromagnetik
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat magnet dengan cara
elektromagnetik:
-
Siapkan sumber arus listrik searah (DC), misalnya baterai.
-
Siapkan bahan ferromagnetik yang akan diubah menjadi magnet,
misalnya besi.
- Siapkan kawat kumparan dengan panjang secukupnya
-
Lilitkan kawat kumparan ke batang besi, atur lilitan
sedemikian rupa agar didapatkan dua ujung kawat.
-
Sambungkan salah satu ujung kawat ke kutub positif baterai dan
ujung lainnya ke kutub negatif baterai.
-
Batang besi telah berubah menjadi magnet, buktikan dengan
mendekatkan paku atau jarum.
Cara ini telah banyak digunakan pada berbagai jenis peralatan
yang membutuhkan magnet, misalnya
magnet pada bel listrik.
Kesimpulan
Jadi, ada tiga (3) cara untuk membuat magnet, yaitu pertama,
dengan cara gosokan; kedua, dengan cara induksi magnet, dan
ketiga dengan menggunakan arus listrik (elektromagnetik).
Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa
membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Posting Komentar