Prinsip Kerja Bimetal sebagai Sensor Suhu pada Setrika Listrik
Daftar Isi
Bimetal sebagai sensor suhu pada setrika listrik bekerja berdasarkan prinsip pemuaian panjang. Suhu diatur dengan cara memutus atau mengalirkan arus memanfaatkan lengkungan bimetal yang berfungsi layaknya saklar otomatis.
Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Bisakah kalian jelaskan prinsip kerja bimetal sebagai sensor suhu pada setrika listrik?
Nah, materi fisika kita kali ini akan membahas tentang salah satu penerapan bimetal pada peralatan sehari-hari, yakni setrika listrik.
Kalian tahu tidak apa itu bimetal? Jadi, bimetal adalah gabungan dua jenis batang logam dengan koefisien muai panjang yang berbeda, biasanya terdiri dari tembaga dan besi, atau kuningan dan besi.
Perbedaan koefisien muai panjang itu sering dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu, salah satunya adalah sensor suhu pada setrika listrik.
Seperti apa cara kerjanya? Silahkan simak penjelasan di bawah ini...
Bimetal pada Setrika Listrik
Pada setrika listrik, terdapat komponen yang bernama termostat, yaitu alat pengatur suhu dengan bimetal sebagai komponen utamanya yang berfungsi sebagai sakelar otomatis.
Bahan bimetal yang seringkali digunakan adalah kuningan dan besi. Kedua jenis logam tersebut memiliki koefisien muai yang berbeda.
Bahan bimetal yang seringkali digunakan adalah kuningan dan besi. Kedua jenis logam tersebut memiliki koefisien muai yang berbeda.
Ketika dua logam tersebut digabungkan dan mendapatkan panas bersamaan, maka keduanya akan mengalami pertambahan panjang.
Namun, karena koefisien muai yang berbeda, masing-masing logam akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda.
Perbedaan pertambahan panjang itu selanjutnya akan mengakibatkan bimetal melengkung karena logam dengan koefisien muai besar akan tertarik ke arah logam yang koefisien muainya lebih kecil.
Lengkungan inilah yang dimanfaatkan oleh setrika listrik sebagai sensor suhu.
Prinsip Kerja Bimetal sebagai Sensor Suhu pada Setrika Listrik
Bimetal sebagai sensor suhu bekerja dengan prinsip pemuaian panjang. Pada saat setrika dihubungkan dengan sumber listrik, maka bimetal yang awalnya dalam keadaan lurus mengalirkan arus listrik ke elemen pemanas.
Selama pemanas pekerja, suhu bimetal akan naik. Semakin lama, suhunya semakin tinggi. Peningkatan suhu ini akan membuat bimetal mulai sedikit melengkung.
Pada suhu tertentu bimetal melengkung cukup besar sehingga ujung bimetal akan menjauh dari kontak dengan konduktor elemen pemanas. Akibatnya, arus listrik akan terputus.
Selama pemanas pekerja, suhu bimetal akan naik. Semakin lama, suhunya semakin tinggi. Peningkatan suhu ini akan membuat bimetal mulai sedikit melengkung.
Pada suhu tertentu bimetal melengkung cukup besar sehingga ujung bimetal akan menjauh dari kontak dengan konduktor elemen pemanas. Akibatnya, arus listrik akan terputus.
Ketika aliran listrik putus, suhu setrika mulai turun dan bimetal perlahan-lahan kembali lurus.
Saat bimetal telah lurus, ujungnya akan bersentuhan dengan konduktor yang menuju ke elemen pemanas sehingga arus listrik akan kembali mengalir. Demikian seterusnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini!
Jadi, bimetal pada setrika listrik berfungsi sebagai saklar otomatis yang bekerja berdasarkan naik turunnya suhu. Dengan demikian, suhu pada termostat dapat diatur sesuai dengan keingingan.
Ketika suhu naik dan melewati batas yang ditentukan, elemen pemanas akan langsung berhenti bekerja karena arus dari sumber terputus.
Kesimpulan
Jadi, bimetal sebagai sensor suhu pada setrika listrik bekerja berdasarkan prinsip pemuaian panjang. Suhu diatur dengan cara memutus atau mengalirkan arus memanfaatkan lengkungan bimetal yang berfungsi layaknya saklar otomatis.
Gimana adik-adik, udah paham kan prinsip kerja bimetal sebagai sensor suhu pada setrika listrik? Jangan lupa lagi yah.
Sekian dulua materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Posting Komentar