Satuan Baku dan Tidak Baku dalam Fisika
Daftar Isi
Satuan baku adalah satuan yang telah ditetapkan secara internasional. Sedangkan, satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran ilmiah.
Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi kita kali ini akan menjelaskan tentang satuan baku dan satuan tidak baku dalam ilmu fisika.
Sebagaimana yang dipahami, satuan adalah besaran pembanding yang digunakan dalam pengukuran. Dengan kata lain, satuan merupakan sesuatu yang digunakan untuk membandingkan ukuran suatu besaran.
Satuan-satuan yang dikenal sekarang ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu satuan baku dan satuan tidak baku. Seperti apa sih masing-masing jenis satuan tersebut dan apa perbedaan di antara keduanya?
Yuk, berikut ini kakak terangkan...
Satuan Baku dan Tidak Baku
Di bawah ini adalah penjelasan dari satuan baku dan satuan tidak baku:
1. Satuan Baku
1.1. Pengertian Satuan Baku
Apa yang dimaksud dengan satuan baku? Jadi, satuan baku adalah satuan yang telah ditetapkan dan diakui penggunaannya secara internasional. Satuan ini disebut juga dengan Sistem Satuan Internasional (International System of Units), sering disingkat dengan SI.
Satuan baku disebut juga satuan standar, yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat pengukuran yang baku. Dalam dunia ilmiah, satuan inilah yang disepakati oleh semua orang khususnya ilmuwan untuk menyatakan hasil pengukuran.
Siapa yang menetapkan satuan? Jadi, satuan baku ditetapkan oleh komunitas khusus ilmuwan dunia yang bernama Lembaga Berat dan Ukuran Internasional (Inggris: The International Bureau of Weights and Measures) (Prancis: Bureau international des poids et mesures, BIPM) yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1875, di Sevres, Prancis.
Siapa yang menetapkan satuan? Jadi, satuan baku ditetapkan oleh komunitas khusus ilmuwan dunia yang bernama Lembaga Berat dan Ukuran Internasional (Inggris: The International Bureau of Weights and Measures) (Prancis: Bureau international des poids et mesures, BIPM) yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1875, di Sevres, Prancis.
1.2. Syarat Satuan Baku
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam Satuan Internasional untuk menjadi satuan baku. Syarat tersebut antara lain sebagai berikut:
1.2.1. Tetap
Syarat pertama dari satuan baku adalah tetap atau tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apa pun. Hasil pengukurannya akan selalu tetap atau sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, di tempat yang berbeda. Jadi, satuan baku adalah satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama untuk semua orang.
1.2.2. Mudah Ditiru
Syarat kedua dari satuan baku adalah mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya. Tujuannya agar setiap orang dapat dengan mudah membuat, memperoleh dan menggunakannya sebagai satuan yang serupa.
1.2.3. Berlaku Luas (Internasional)
Syarat ketiga dari satuan baku adalah berlaku secara luas, maksudnya satuan tersebut berlaku secara internasional dan berguna sebagai standar pengukuran. Misalnya, satuan yang digunakan di Indonesia, digunakan pula oleh semua negara di dunia.
Selain tiga syarat di atas, syarat tambahan untuk satuan baku adalah mudah diubah atau dikonversi ke dalam satuan lainnya. Konversi satuan berfungsi untuk menyederhanakan hasil pengukuran.
1.3. Jenis-Jenis Satuan Baku
Dalam perkembangannya, satuan baku SI terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu sistem mks dan sistem cgs.- Sistem MKS (meter, kilogram, sekon), yaitu cara menyatakan besaran dengan memakai satuan meter, kilogram, dan sekon. Sebagai contoh: satuan gaya dalam sistem MKS adalah kg.m/s2.
- Sistem CGS (centimeter, gram, sekon), yaitu cara menyatakan besaran dengan memakai satuan centimeter, gram dan sekon. Sebagai contoh: satuan massa jenis dalam sistem CGS adalah g/cm3.
1.4. Contoh Satuan Baku
Berikut ini adalah beberapa contoh satuan baku dalam pengukuran:
Satuan tidak baku merupakan satuan yang apabila digunakan oleh orang yang berbeda dapat menghasilkan pengukuran yang berbeda. Contoh: mengukur panjang buku menggunakan jengkal tangan.
Misalnya, kamu dan temanmu mengukur panjang buku dengan menggunakan penggaris dan jengkal tangan masing-masing. Kamu mendapatkan bahwa panjang buku adalah 20 cm dan 1,5 jengkal. Sedangkan, teman kamu mendapatkan bahwa panjang buku tersebut 20 cm dan 1,25 jengkal tangan.
Terlihat bahwa jengkal tangan memberikan hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda. Artinya, satuan tidak baku memiliki sifat yang tidak tetap. Inilah sebabnya mengapa sehingga jengkal disebut sebagai satuan tidak baku.
Gimana adik-adik, udah paham kan materi satuan baku dan tidak baku di atas? Jangan lupa lagi yah.
Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
- Satuan baku besaran panjang: sentimeter (cm), meter (m), dan kilometer (km)
- Satuan baku besaran massa: gram (g) dan kilogram (kg)
- Satuan baku besaran waktu: sekon (s), menit, dan jam.
- Satuan baku besaran suhu: celcius, kelvin, reaumur, dan fahrenheit.
- Satuan baku besaran kuat arus listrik: miliampere (mA) dan ampere (A)
- Satuan baku besaran intensitas cahaya: candela (cd)
- Satuan baku besaran jumlah zat: mol.
- Satuan baku besaran luas: meter persegi (m2), sentimeter persegi (cm2), kilometer persegi (km2)
- Satuan baku besaran volume: meter kubik (m3) dan sentimeter kubik (cm3).
2. Satuan Tidak Baku
2.1. Pengertian Satuan Tidak Baku
Apa yang dimaksud dengan satuan tidak baku? Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran ilmiah. Satuan ini tidak berlaku umum atau tidak diakui secara internasional.Satuan tidak baku merupakan satuan yang apabila digunakan oleh orang yang berbeda dapat menghasilkan pengukuran yang berbeda. Contoh: mengukur panjang buku menggunakan jengkal tangan.
Misalnya, kamu dan temanmu mengukur panjang buku dengan menggunakan penggaris dan jengkal tangan masing-masing. Kamu mendapatkan bahwa panjang buku adalah 20 cm dan 1,5 jengkal. Sedangkan, teman kamu mendapatkan bahwa panjang buku tersebut 20 cm dan 1,25 jengkal tangan.
Terlihat bahwa jengkal tangan memberikan hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda. Artinya, satuan tidak baku memiliki sifat yang tidak tetap. Inilah sebabnya mengapa sehingga jengkal disebut sebagai satuan tidak baku.
2.2. Contoh Satuan Tidak Baku
Beberapa contoh satuan tidak baku yang sering digunakan dalam pengukuran, antara lain sebagai berikut:- Satuan tidak baku besaran panjang: jengkal, depa, hasta.
- Satuan tidak baku besaran massa: mayam, entik
- Satuan tidak baku besaran luas: tumbak, bahu.
- Satuan tidak baku besaran volume: botol, gelas, ember.
- Jengkal adalah jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk ketika direntangkan
- Depa adalah jarak antara ujung jari tengah tangan kiri dengan ujung jari tengah tangan kanan jika kedua lengan direntangkan
- Kilan adalah jarak antara ujung ibu jari dengan ujung kelingking ketika telapak tangan direntangkan
- Hasta adalah jarak antara siku lengan dan ujung jari tengah ketika direntangkan
- Tumbak adalah satuan luas tanah yang digunakan di daerah Jawa Barat. 1 tumbak setara dengan 14 meter persegi
2.3. Kelemahan Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku tidak bisa digunakan dalam pengukuran ilmiah karena memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut:- Satuan tidak baku memiliki sifat yang tidak tetap, hasil pengukurannya berbeda-beda.
- Satuan tidak baku sulit ditiru. Misalnya, sulit untuk menemukan panjang jengkal orang yang sama persis.
- Penggunaannya terbatas atau tidak bisa digunakan secara umum.
- Tidak bisa diubah atau dikonversi ke satuan lain.
Kesimpulan
Satuan baku adalah satuan yang telah ditetapkan secara internasional. Sedangkan, satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran ilmiah.Gimana adik-adik, udah paham kan materi satuan baku dan tidak baku di atas? Jangan lupa lagi yah.
Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Terima kwsih ya atas infojya saya sangat mudah memahaminya